Senin, 19 Agustus 2013

Itsuka Tenma no Kuro Usagi Update Chapter 1 (Bahasa Indonesia) complete

 

     Horee ada update lagi dari ITnKU chapter 1 Part 3 and selesainya chapter 1.
Tinggal tunggu chapter 2 nya deeh yeaah.
http://jesakuratranslation.blogspot.com/2013/08/itsuka-tenma-no-kuro-usagi-chapter-1.html
 ayo baca mina san...
di part 3 ini seru looh
ada badan tanpa kepala lari
wkwkwkwk
opps spoiler tuuh
ayo baca kocak dehh

Light Novel Update Itsuka Tenma no Kuro Usagi and Madan no Ou to Vanadis

Mina san sorry telat nih kasih tau updatenya
Tapi ayo kita langsung aja liat update berikut
http://jesakuratranslation.blogspot.com/2013/08/itsuka-tenma-no-kuro-usagi-vol-1_14.html
http://jesakuratranslation.blogspot.com/2013/08/madan-no-ou-to-vanadis-vol1-chapter.html

Yap ITnKU(chapter 1 part 2) dan MnOtV (chapter 1 part1) Bahasa Indonesia sudah update .
ayo mina san langsung di baca yaaah

Sabtu, 03 Agustus 2013

Madan no Ou to Vanadis Vol 1 Chapter 1 (Bahasa Indonesia)


 Chapter 1 (part 1)

    "Tigre-sama"
Suara seorang gadis yang biasa Tigre dengar ,terdengar di telinganya ,dan dia merasakan tubuhnya di guncang guncang. Karena cahaya bersinar terang melalui jendela,ia mengerti bahwa hari sudah pagi.
Namun,ia masih mengantuk.
"Sedikit lagi.......sedikit lebih lama."
"Berapa lama"sedikit lebih lama"jika saya tanya?".
"Tidak ada rencana untuk pergi berburu hari ini ,jadi sampai siang......"
"Hentikan itu dan bangun sekarang!."
Gadis itu meraung keras
Gadis itu melepaskan selimut yang di pegang Tigre dibahunya dan di bangunkan dengan kasar.
Ketika dia membuka matanya ,dia melihat wajah merah gadis itu, mendidih marah di dekatnya.
Gadis itu memiliki wajah seperti anak kecil ,yang tidak terlihat menakutkan bahkan ketika dia marah.
Rambut berwarna coklatnya di ikat dua.Tubuh mungilnya mengenakan seragam dengan lengan panjang hitam.rok hitam yang mencapai kakinya dan juga apron putih yang memberikan rasa kebersihan.Seprti itulah maid (pelayan) itu terlihat.
"Ah....pagi,Teita."
Dengan suara yang lambat dan mengantuk,Tigre menyebutkan nama maid yang setahun lebih muda daripadanya.Melihatnya terbangun,Teita melepaskan tangannya.

"Para prajurit sudah lama menyelesaikan persiapan mereka dan mereka semua menunggu Tigre-sama."
Tigre bingung ,dan berpikir tentang apa yang dia katakan .
".......Oh siaal!"
Bergulir dari tempat tidurnya , dia bangun ,dan Teita mengulurkan satu set pakaian yang di lipat kepadanya.
"Terima kasih ,kau siap selalu"
"Itu karena aku mengira hal seperti ini akan terjadi,aku akan pergi dan menyiapkan sarapan,jadi silahkan cuci muka dan ganti pakaian anda."
Dengan kemarahan hilang dari wajahnya ,Teita membuat senyum ceria ,membungkuk ,Menarik ujung rok nya sedikit ke atas dengan hormat,dan meninggalkan ruangan dengan anggun.

Tigre membasuh wajahnya ,rasa dingin dan menyegarkan menghilangkan rasa kantuk yang tersisa darinya.
Selama mengenakan pakaian ,ia berlari keluar ruangan,mengancingkan bajunya sambil berlari menyusuri koridor.
"Walaupun aku tidak punya waktu tersisa......aku tidak bisa bermalas malasan."
Awalnya ia ingin langsung ke ruang makan,tapi dia malah menuju ke kamar kecil di ujung koridor.
Ini adalah ruangan yang cukup kecil untuk tiga orang dewasa duduk bersama di dalamnya sekaligus.Di seberang pintu masuk terdapat rak kecil yang di hias,dan di atasnya terdapat sebuah busur.
Tali busur itu kuat dan kencang,dan seperti nya siap di gunakan setiap saat.Kalau orang menggambarkan busur itu dengan kata ,itu adalah "hitam".
Pegangan ,tali busur, seluruh busur murni hitam,tanpa kilau atau cerah.Itu tidak akan dapat tidak di percayai jika orang d beri tahu bahan busur ini dipotong dan di buat dari kegelapan.
--Hanya dengan melihat nya memberikan rasa menekan....
Busur dengan atmospir misterius ini, merupakan pusaka keluarga dari keluarga Vorn, di katakan telah di gunakan oleh nenek moyang pemburu mereka.
'Hanya ketika kau benar-benar membutuhkan busur ini, baru kau menggunakannya; tidak dalam keadaan lain.'
Setelah mendengarkan kehendak ayahnya ,Tigre merasakan perasaan yang tidak tergambarkan dari hal itu dan memutuskan untuk tidak menyentuhnya.
Tigre berdiri tegap,mengatur nafasnya,menempatkan tangannya yang mengepal di dadanya,bergerak horizontal .Kemudian dia membungkuk kepada leluhurnya.Menyelesaikan tindakannya, dia perlahan meninggalkan ruangan dan menuju ruang makan.
Tigrevrumud Vorn berusia enam belas, tahun ini.Lahir di rumah Earl dalam kerajaan Bruine.Dia mensukseskan keluarganya ketika ayahnya wafat karena penyakit.
Nama yang cukup sulit telah di wariskan oleh leluhur nya yang telah meraih posisi nya sebagai Earl.Dia sendiri menemukannya itu panjang dan menyulitkan untuk di sebut, karena itu dia meminta orang-orang terdekatnya untuk memanggilnya "Tigre".
Tigre melangkah ke ruang makan,di mana ia mencium roma yang lezat.Di meja makan sederhana, ada ham yang terbungkus dalam telur dadar, roti gandum, susu, sop jamur dan lain-lain.
Teita berdiri di samping meja makan.
"sop akan cukup."
"Itu tidak akan cukup."
Ketika datang ke makanan, Teita sangat keras kepala.
"kau ingin perutmu berbunyi di depan semua orang?itu hal yang tidak bagus untuk di pandang!"
Kedua tangannya di tempatkan pada pinggul, dia melotot langsung ke Tigre.Pandangan itu sangat intensif, sangat tidak seperti seorang maid.Itu jauh lebih menakutkan daripada ketika dia membangunkannya.
Tigre tahu betul bahwa ia tidak bisa memenangkan argumen ini,akhirnya dia menyerah.
Memakan roti dengan susu,dia kemudian mengambil piring dan memakan telur dadar,dan menyelesaikan sop nya dalam satu tegukan besar.
"terima kasih atas makanannya"
Dia berdiri ketika mengatakannya.Teita segera berjalan kearahnya, sisir dan serbet di tangannya.
"Masih sedikit tersisa di mulut anda,tolong mengelapnya dengan benar."
Berbicara seolah olah dia sedikit marah, Teita menyeka mulutnya dengan serbet bersih.
"Dan rambutmu juga berantakkan"
Dia mengulurkan tangan yang memegang sisir,dan menyisir rambut Tigre yang merah.
"Lihat ,bahkan kerahmu lecek"
Menaruh sisir dan serbet di atas meja,tangannya yang terulur mengatur kerahnya rapi.Tigre diam menerimanya.
"-- Tigre-sama"
"Ada apa?"
Tiba-tiba suara Teita menjadi lebih feminim,dan dia menyebut Tigre dengan halus.Tigre selalu memikirkan Teita,yang setahun lebih muda itu sebagai adiknya sendiri.
"Kenapa Tigre-sama harus pergi dan melakukan pertempuran?"
Ekspresi Tigre terlihat sedikit bermasalah, dan dia mengusap rambut merah gelapnya.Terkadang Teita akan menanyakan hal yang sulit untuk di jawab,dan dia bingung menemukan jawabannya.
"Ini adalah wajib militer.Untuk kerajaan Brune,ini hal yang natural untuk rumah Earl Vorn ambil bagian."
"T-tapi..."
Teita melihat Tigre dengan mata yang berlinang air.
"Ini tidak mudah untuk kita,bahkan mengerahkan 100 tentara...."
Apakah itu bangsawan atau Earls, banyak jenisnya.Dan walaupun rumah Vorn tidak dalam situasi di mana mereka akan di anggap"miskin",menggambarkan mereka sebagai"sederhana",atau sifat serupa lainnya tidak akan terlalu jauh dari sasaran,yang merupakan keluarga bangsawan dari Vorn.
Pedesaan ini, yang jauh dari daerah pusat wilayah yang di kenal sebagai Alsace.Selain kecil juga di tutupi terutama dengan hutan dan pegunungan ,maka tidak ada banyak hal yang mereka bisa raup keuntungan darinya.Bahkan gaya hidup Tigre, adalah jauh dari apa yang bisa di harapkan dari citra"bangsawan", kurang dalam kemewahan dan kemegahan.Dari awal rumah itu tidaklah besar, dan fakta bahwa Teita bisa mengelola tugas-tugas domestik seluruh rumah saja sudah cukup untuk menggambarkan hal ini.
"Selain itu, aku mendengar bahwa musuh adalah kerajaan Zhctec,Jika itu terjadi, bukankah seharusnya Tigre-sama tinggal di sini?Karena Zhctec dan Alsace hanya di pisahkan oleh gunung."
"Mungkin begitu, tapi tempat ini adalah pedesaan.Bahkan Zhctec tidak akan berfikir untuk menyerang ke sini."
Untuk Tigre fakta bahwa tempat ini tidak akan berubah menjadi medan perang, adalah hal yang baik.
"A-apa lagi....bukankah mereka selalu merendahkan kemampuan busur Tigre-sama?"
"Memang tidak mungkin untuk meninggalkan Chanson de geste (1) dengan busur ,eh."
"Tidak apa-apa bahkan jika tidak ada Chanson de geste!"
Bersikeras dengan suara nyaring,Teita kemudian membenamkan kepalanya ke dada Tigre.
"Aku hanya berharap..... bahwa kau tidak memaksakan diri terlalu keras, dan tidak ada cidera yang menimpamu, dan berharap , kembali dalam kesehatan yang baik."
Tubuh ramping maid yang ringan memeluk Tigre, mengkhawatirkannya.
"Jangan khawatir terlalu banyak.Dalam pertempuran pertama dua tahun yang lalu aku kembali tidak terluka kan?"
"Waktu itu,Ulus-sama..."
Suara Teita mulai melemah.Ulus adalah ayah Tigre,yang telah meninggal 2 tahun lalu.
Agar Teita merasa baikkan ,Tigre menepuk nepuk kepala Teita yang ringan.
"Dalam pertempuran ke depan, unitku akan berada di belakang pasukan utama, tempat yang aman di manapun."
Mengangkat tangannya dia menyekat air mata di sudut mata Teita. Dengan 'aku mengerti' Teita mengangguk.
"D-dengarkan yang baik,Tigre-sama.Ku harap kau tidak kesiangan di medan perang, seperti yang selalu kau lakukan.'
"Cara kau mengatakannya itu seperti aku selalu kesiangan."
"Itu kebenarannya.Sekali kali Tigre-sama bangun tepat waktu ketika ada perburuan yang harus di lakukan,ya kan?"
Merespon Tigre, Teita membantah.
Walaupun begitu,dia mengerti bahwa Teita menyemangatinya dengan sepenuh hati, dan sekali lagi Tigre memeluknya.Teita menyandarkan tubuhnya,membiarkan Tigre memeluknya.Kehangatan tubuhnya bisa di rasakan bahkan lewat pakaiannya,dan rambutnya yang berwarna coklat menebarkan aroma yang samar.Meskipun dia suka untuk seperti ini lebih lama, dia tidak mempunyai banyak waktu.Tigre melepaskan pelukkannya dengan lembut.
"Aku mengharapkanmu untuk menjaga rumah,Teita"
Teita menyeka air matanya dengan lengan bajunya, tersenyum dan berkata.
"Tinggalkan hal itu padaku,Tigre-sama juga, urus diri anda".


Chapter 1 (part 2)

        Baru saja Tigre berjalan keluar pintu sambil mengangkat busur dan anak panah di punggungnya,dia melihat para prajurit sudah dalam formasi, menunggunya.
Seorang pria tua pendek mengenakan armor kulit berjalan ke arahnya, dan menundukkan kepala.
"Tuan muda, semua orang telah berkumpul. Persiapan juga sudah lengkap."
"Bagus,Batran."
Lelaki tua ini adalah pembantu Tigre. Dibandingkan dengan Tigre yang masih muda, ia jauh lebih berpengalaman dalam pertempuran, dan dalam unit ini, ia adalah satu-satunya orang selain Tigre yang terlatih dalam berkendara kuda.Adapun sisanya, mereka semua adalah prajurit yang mengenakan armor kulit dengan pedang di pinggang dan memegang tombak.
"Aku yakin telah mengumpulkan cukup banyak."
Tigre menghela napas, dan beberapa tentara yang lebih berpengalaman setengah bercanda mengatakan
"Tuanku, tidak usah khawatir. Walaupun kami sudah tidak bertempur dalam perang selama tiga tahun, kami telah menghabiskan hari-hari kami bekerja  dengan membajak, karena itu tubuh kami menjadi tangguh, aye."
" melawan perintah Yang Mulia, seperti tidak mematuhi istri, bukan?lalu, kita tidak punya pilihan yang tersisa, selain patuh."
"Kata-kata mu sangat di hargai,mengapa tidak kita bawa serta istrimu juga sekalian?Mungkin raungan amarahnya dapat menakut nakuti bahkan seribu atau dua ribu tentara musuh sekaligus,eh?"
Para prajurit tertawa terbahak bahak.
"Lebih baik untuk menyerah ,tuan muda.Istri orang ini tidak membedakan antara teman atau musuh!"
Batran ikut menyela pembicaraan dengan mengejek dan Tigre mengakhiri pembicaraan ini dengan mengangkat bahunya.
-- Tampaknya semangat tidak menjadi masalah.Setelah menunggu tawa mereka mereda, Tigre memberi hormat.Lalu, ia menaiki kuda yang Batran telah bawa dan mengangkat tangan kanannya ke udara, dan memberi perintah.
"Tujuan kita adalah dataran Dinant. En-rute, kita akan bergabung dengan pasukan Lord Massas '."
Para prajurit mengangkat bendera perang tinggi-tinggi.
Mereka membawa dua bendera yang berbeda.satu memiliki dasar biru dengan gambar setengah bulan warna putih dan bintang jatuh, bendera perang Rumah Vorn. Yang lainnya adalah dari Bayarl - kuda suci dengan surai hitam dan tubuh merah, lambang Kerajaan Brune.
"Dengan ini, mari kita jalan!"
Kerajaan Brune, dengan Kerajaan Zhcted terletak di timur.Alasan terjadinya konflik saat ini, disebabkan oleh banjir dari sungai yang berfungsi sebagai perbatasan kedua negara, yang disebabkan oleh hujan deras.
Pertama, para korban banjir dengan cepat  menunjuk jari pada negara lain, mengatakan ' ini semua karena orang-orang itu dari sana belum melakukan pekerjaan mereka dengan sungai', yang mana hal itu menyulut percikan api.Selanjutnya, kedua negara yang dimohonkan oleh para korban, mempertahankan sikap bahwa 'ada masalah dengan solusi pengendalian banjir mereka', yang membuat api permusuhan bahkan lebih lagi , dan akhirnya mengakibatkan konflik skala penuh.
Kalau hanya itu, Tigre seharusnya tidak dipanggil ke medan perang.
"Kekuatan musuh sekitar lima ribu, namun jumlah pasukan kita sendiri lebih dari dua puluh lima ribu orang. ' ini berita menyenangkan, benar-benar."
Seseorang berbicara dengan sinis, di samping Tigre, adalah seorang kesatria yang sudah melewati usia menengah, Massas Rodant.Massas adalah teman ayah Tigre, dan sering mengurus Tigre.
"Mereka mengatakan itu karena sang pangeran masuk ke dalam pertempuran untuk pertama kalinya,kau dengar itu?"
Tigre bertanya, saat berkendara sebelah Massas.
"Ini kemungkinan benar.Sang Raja terlalu menyayangi dia, setelahnya."
Tubuh gemuk nya dilengkapi dengan baju besi dan helm, Massas mengelus kumisnya dengan ketidaksenangan.
"Konflik kali ini, hampir seperti pertengkaran antara anak-anak, hasil nya orang tua mereka harus melangkah ke dalamnya, itu bukan sesuatu yang secara drastis akan mengubah masa depan negara Berdasarkan hal itu, untuk Yang Mulia -.Pangeran Legunas , kita ini dekorasi dalam pertempuran pertamanya  ...... lebih tepatnya, ini adalah hal baginya untuk mendapatkan beberapa pengalaman. "
Untuk pertempuran pertama putra tercintanya, Raja pasti ingin dia untuk memenangkan kemenangan yang gemilang.
Raja telah mengirimkan semua ksatria langsung dibawahnya, dan para bangsawan yang tinggal di dekat dataran Dinant yang akan segera menjadi medan pertempuran ,juga telah menerima panggilan untuk perang.
Bahkan bangsawan kecil seperti Tigre dan Massas.
Mereka berkumpul berjumlah lebih dari dua puluh lima ribu orang.Pasukan diperintahkan oleh Massas sekitar tiga ratus orang.Di dalamnya ,ada sekitar lima puluh kesatria.Meskipun jumlahnya tidak kecil, dibandingkan dengan seluruh duapuluh lima ribu tentara yang kuat, mereka hanyalah setetes di lautan, dan sama juga untuk Tigre,yang mana merupakan alasan keduanya telah ditugaskan di ujung belakang formasi.
"Pangeran Legunas akan meneruskan takhta Yang Mulia Raja,jadi tidak salah untuk dia melakukannya kan?"
Tigre menepuk kesatria tua itu di bahu untuk menghiburnya.Kata-kata yang ia katakan adalah retorika. Jika ia tidak mengatakannya dengan keras, mungkin ia mungkin telah kehilangan keinginan untuk bertempur.
"Tidak ada keraguan tentang itu, tapi kita bangsawan kecil, kita hanya perlu patuh menunggu di belakang. Jika setiap orang menanggung pola pikir yang sama bahwa ini akan menjadi kemenangan meyakinkan, dan akan menerjang lebih dulu ke dalam pertempuran untuk kemuliaan ..... yang mengingatkan ku, Tigre, apakah kau pernah mendengar tentang Putri Perang? "
Dia bertanya seolah-olah dia tiba-tiba teringat sesuatu, dan Tigre memiringkan kepalanya.
"Tujuh Vanadis dari Zhcted, maksudmu?"
"Ya, yang itu. Tampaknya pasukan musuh dipimpin oleh salah satu Vanadis tersebut.Meskipun baru berusia enam belas tahun, dia tak terkalahkan, mencapai kemenangan demi kemenangan.Seorang pemain pedang yang hebat. dia berdiri di garis depan pertempuran , menebas semua yang depannya, dikenal dan ditakuti sebagai [MeltisDanseuse of the Sword], atau [SilvfrahlWind Princess of the Silverflash]. "
Kerajaan Zhcted diperintah oleh Raja, dan Tujuh Vanadis.
-- Usia yang sama seperti ku, huh.
Tigre memiliki perasaan yang tidak jelas,tentang musuh yang belum di temuinya ini. Meskipun mereka punya usia yang sama, dan dia bahkan wanita, dia memiliki jauh lebih banyak pengalaman pertempuran dan telah melakukan banyak prestasi heroik, dan memerintahkan lima ribu tentara yang kuat.
Dalam Kerajaan Brune tempat Tigre lahir , perempuan tidak diizinkan untuk menjadi ksatria, kecuali mereka yang lahir bangsawan tinggi.
Sejauh ini dalam perang, Tigre bahkan tidak melihat seorang kesatria perempuan.
Karena alasan itu, ia merasa bersemangat.
"siapa nama Vanadis ini?"
"Jika ingatanku benar, dia disebut Eleonora Viltaria. Desas-desus mengatakan bahwa dia kecantikkan yang nyata. Kalau orang menempatkan batu permata berharga di sampingnya, perbandingannya akan sangat pucat."
"Apakah dia benar-benar cantik?"
"Sangat menyenangkan bahwa kau sangat gembira mendengar tentang kecantikkannya, tapi ingat untuk tetap di moderasi. Jika tidak, Teita akan cemburu."
Kumis abu-abu Massas gemetar dengan tawanya, dan Tigre menjawab cemberut.
"Mengapa nama Teita tiba-tiba muncul .Dia hanya seperti saudara -"
"Bahkan sejak kau masih anak-anak, orang sering mengatakan bahwa kalian seperti sepasang kakak yang malas dan adik yang cekatan."
Meskipun dia mengatakan seperti itu, Tigre tidak bisa membantahnya Menggaruk rambut merahnya yang gelap,Tigre mengubah topik.
"Jika Vanadis ini benar-benar hebat seperti yang rumor katakan, maka kita berada dalam  pertempuran yang sulit, bukan?"
"Mungkin begitu, tetapi perbedaan dalam kekuatan militer terlalu besar. Bahkan dengan spesialis perang memimpin mereka, mereka mungkin tidak akan mampu mengatasi perbedaan itu."
Tidak peduli seberapa keras Vanadis berjuang, mereka tidak akan mampu untuk menebus perbedaan besar dalam jumlah, lima kali lebih banyak tepatnya.
Tigre akan menyukai untuk menyuarakan persetujuannya, tapi untuk beberapa alasan dia tidak bisa melakukannya.
Dia merasakan firasat aneh.Pada bagian belakang lehernya, ia merasakan sensasi seolah-olah dibakar.
Ini bukan pertama kalinya ia mengalami perasaan semacam ini.
Seperti saat-saat ketika dia sedang berburu, dan dikelilingi oleh serigala karena kecerobohan - atau ketika ia bertemu naga saat di pegunungan.
Atau saat ia bangun di pagi hari, dan berolahraga , dan Teita  datang untuk membangunkan dia seperti yang biasa ia lakukan.
Dalam kasus apapun, ketika ia memiliki perasaan semacam ini, sesuatu yang buruk pasti akan terjadi.
"Kau tampaknya tidak terlalu gembira."
Tigre telah memperlihatkan perasaannya yang sebenarnya di wajahnya dan Massas menoleh khawatir.
"Apakah kau khawatir tentang sesuatu?kau tidak tampak riang seperti biasa."
"Apa yang riang  ...... tidakkah ada cara lain untuk menggambarkan diriku, seperti tergoyahkan?"
Tigre berkata dengan sedih,  Massas tersenyum.
"Tidak apa-apa bahkan jika kau mencoba untuk mengabaikannya dengan kosakata sulit. Seperti untukku, aku ingat hari itu seolah-olah baru kemarin. Dua tahun lalu, ketika kau telah berhasil mensukseskan Ulus."
"Aku, apa aku mengatakan sesuatu?"
"Ketika wakil dari desa-desa dan kota-kota telah meminta kau bagaimana cara mengelola Alsace, kau menjawab mereka dengan 'baik, itu akan berhasil entah bagaimana'? Jika itu tidak riang,lalu apa?"
Tigre tidak menjawab, hanya mengangkat bahu.
Namun, Massas tidak berhenti di situ.
"Ketika Ulus masih bersama kami, dia selalu memujimu sebagai seseorang yang 'tenang dan tabah, meskipun sedikit optimis dia juga membuat penilaian yang baik, dan juga memiliki tubuh yang kuat'. Itu adalah persis kata-kata seorang ayah yang memfavoritkan anaknya, ya kan. "
"Bahkan jika kau mengatakan itu, aku percaya diri dalam melakukan sesuatu."
Setelah Massas  selesai berbicara,Tigre menjawab.
Itu adalah kebenaran bahwa tidak ada masalah besar terjadi di Alsace.
Meskipun perlahan-lahan, aset mereka telah tumbuh dengan mantap.
"Selain hari di mana kau pergi berburu, apakah kau mampu bangun sendiri? Tanpa bantuan Teita tentunya."
"........ Tidak, tentang itu ..."
"Aku pernah mendengar dari Teita .... jika kau punya dua atau tiga hari waktu libur,kau akan mengambil busur dan panah mu dan menuju ke hutan atau gunung untuk berburu."
Bahu Tigre menunduk dalam keheningan, ia tidak bisa membantah fakta itu.
"Lupakan apa yang pernah ku katakan. sudah cukup bagus bahwa kau melakukan tugasmu sebagai pemimpin. Kau bisa tahu hanya dengan melihat wajah mereka."
Massas kembali ke tempat para tentara.Semangat pertempuran mereka rendah karena ditempatkan di belakang, tetapi tidak seorang pun menyuarakan ketidaksukaan atau kemarahan atas hal itu.
"Tigre, tugas kita adalah untuk membawa orang-orang kembali ke rumah dengan selamat.Bukan berpikir bagaimana untuk memenangkan pertempuran ini.Aku tidak yakin apa yang kau pikirkan, tapi jangan terlalu khawatir tentang hal itu."
"Terima kasih atas perhatian Anda."
Tigre mengucapkan terima kasih atas perhatian Massas '.
Seperti yang telah dikatakannya, tidak ada gunanya berpikir terlalu banyak tentang hal itu.
hal ini membuat frustrasi, tetapi mereka dipanggil ke medan perang hanya untuk sebagai dekorasi pangeran mahkota.
Beberapa hari kemudian, Tigre dan pasukannya telah tiba di Dinant.
Dua puluh ribu kekuatan utama, berbarisan di kaki bukit. Barisan belakang dikomandani oleh Pangeran Legunas, lima ribu orang, disiagakan di puncak bukit. Tentu, Tigre dan Massas adalah bagian dari barisan belakang.Kemungkinan mereka masuk dalam pertempuran sangat kecil.


Chapter 1 (Part 3)

     Saat itu sebelum fajar. Di bawah langit gelap, ribuan tentara maju dalam keheningan.Mereka menumpulkan bagian logam dari pedang mereka dan tombak mereka dengan lumpur untuk menghilangkan pantulannya saat mereka pergi, membuat kuda-kuda mereka menggigit pada papan, dan membungkus tapak kuda mereka dengan kain katun. Melangkah dengan sangat hati-hati.
Dengan cara itu, mereka tidak akan ditemukan oleh musuh, dan tiba di sisi bukit.Jika mereka menaiki lereng dengan perlahan, mereka akan dapat melihat pasukan musuh barisan belakang dari tentara Brune yang terdapat penjaga malam. Api unggun perkemahan mereka menyala.
"-- Marilah kita beristirahat dan mulai persiapan.."
Gadis berambut perak yang berada di garis depan, memimpin semua prajurit,tersenyum ringan. Para prajurit melakukan apa yang di perintahkan dan mulai beristirahat dan mengembalikan papan dan kain dari kuda-kuda mereka.
Tidak lama kemudian, para pengintai yang mereka kirim sebelumnya telah kembali.
Mendengar dari pengintai bahwa musuh-musuh tertidur dan tidak terlihat pergerakannya, gadis itu berbalik dan menghadap para prajurit.Menarik pedang panjang di pinggangnya, dia mengangkatnya tinggi di udara,dan angin bertiup ringan.
"Musuh-musuh di depan kita berjumlah lima ribu orang, lima kali jumlah kita. Kemungkinan prajurit bagian belakang, tetapi itu adalah tempat di mana komandan tertinggi mereka ditempatkan,maka akan masuk akal untuk mengasumsikan kehadiran banyak dari pasukan-pasukan elit."
Namun, mata merah gadis itu penuh dengan semangat juang, dan dia melanjutkan.
"Meskipun begitu, aku akan pergi. Dan juga, meraih kemenangan. Akankah kalian mengikutiku?"
Para prajurit perlahan lahan mengangkat tangannya, mengarahkan pedang dan tombak mereka ke langit.
Gadis itu menoleh ke arah tempat di mana musuh berada, mengemudikan kudanya ke depan, dan membawa pedang panjangnya.
"Penyerangan, dimulai!"
Bendera perang mereka berkibar di langit. Bentuk dari Zirnitra - naga gelap gulita, lambang Kerajaan Zhcted, menghiasi bendera perang.Deru udara saat mereka maju. Di tangan para kesatria terdapat pedang dan tombak, selainnya busur, dan mereka mengikuti jejak gadis itu, berlari di atas kuda mereka menuju puncak bukit.
Para prajurit yang bertugas jaga akhirnya menyadari serangan musuh, mereka mendengar suara tapak kaki kuda ditanah yang mencolok, seolah-olah bumi akan menangis.
"Musuh --!!"
Gadis itu, dengan kilatan pedangnya, mengubah apa yang lolos dari tenggorokan para prajurit sebagai tangisan peringatan dari air bermuncratkan darah.
Pada latar belakang langit yang perlahan mulai cerah, gadis itu memimpin pasukan seribu orang langsung ke perkemahan musuh, menyebabkan kerusakan fatal. Tentara Brune telah jatuh ke dalam kekacauan. Bahkan ada prajurit yang melemparkan senjatanya, melarikan diri untuk hidup mereka.
Meskipun ada prajurit yang berani mencoba untuk melawan,tapi perbedaan dorongan dari serangan mereka terlalu berbeda.
Di atas semua, gadis pemberani yang memimpin kekuatan Zhcted. Dengan pedang panjangnya dia berdiri di garis depan pertempuran, dengan kekuatan yang luar biasa.
Dengan hanya satu serangan, gerombolan tentara musuh telah dibunuh, atau hancur di bawah tapak kaki kuda. Meski begitu, tidak ada setetes darahpun menodai tubuhnya.

Setiap kali pedang panjangnya membuat angin menderu, mayat yang berserakan ditanah meningkat.
Rambut putih keperakan melambai dengan angin, gadis itu telah menyerang perkemahan musuh dalam mode ini, dengan gerombolan prajurit yang mengikuti kepemimpinannya.
Pada titik ini, kemenangan dan kekalahan tampak terlihat, untuk sisi masing-masing.





Telinganya berdenging.
Jeritan, teriakan, tangisan kematian, tapak kaki kuda bergeletakan di tanah dan suara senjata beradu melawan satu sama lain memenuhi telinganya.
"..... Ugh."
Dia terbangun.
Tersebar luas di depan matanya adalah langit biru yang tampak seperti akan menyedot seseorang ke dalamnya, dalam keluasannya.
Mendorong berat yang beristirahat di atas tubuhnya, Tigre bangkit.
Ketika dering di telinganya hilang, ia bisa mendengar suara angin dan bunyi rintihan samar. Gemerisik dari potongan bendera perang yang rusak dan rumput yang terinjak-injak juga bisa didengar.
Debu menyusuri tanah melalui angin, dan bau darah mencapai hidungnya.
"Apakah aku kehilangan kesadaran ...."
Terhuyung-huyung, ia bangkit berdiri, dan apa yang menyambutnya adalah pemandangan mayat sejauh mata bisa melihat, bukit kematian.
Rumput berlumuran darah, dan tanah itu terkubur dengan ratusan, atau bahkan ribuan mayat, berserakan. Gelombang rasa mual datang, dan dia menutup mulutnya dengan tangannya. Ia merasakan sensasi lembab, dan ia melihat bahwa tangannya tercat merah.
- Darah .....?
Dia memeriksa wajahnya dan seluruh kepalanya, tapi sepertinya dia tidak terluka.
"Darah seseorang , huh."
Tampaknya Tigre entah bagaimana telah terkubur di bawah beberapa mayat. Karena itu, ia berhasil lolos dari mata musuh.
"Batran! Tuan Massas!"
Dia memanggil nama pelayannya dan kesatria tua yang dekat dengannya, tetapi tidak ada balasan.
Dia mencoba memanggil nama-nama prajurit yang berada di bawah kepemimpinannya, tapi seperti yang diduga, tidak ada tanggapan.
"Jika mereka berhasil lolos,itu hal yang baik,kurasa."
Ke mana pun ia lihat, hanya ada mayat. Di antara mayat, bertebaran pedang, tombak patah, dan sisa-sisa bendera hancur.
Penglihatan dibatasi oleh kabut pagi yang menutupi jarak pandang, tapi, tidak ada yang bergerak di jarak pandangnya. Tidak ada sekutu, ataupun musuh.
Kemarahan dan kebencian terhadap musuh tidak menyembur keluar dari dalam dirinya. Lebih dari itu, ia terseret oleh rasa kantuk dan kelelahan, dan dia mendesah.
"Pertempuran yang mengerikan itu ...."
Kira-kira sekitar subuh, serangan mendadak telah diluncurkan melawan tentara Brune. Dalam kekacauan berikutnya,prajurit barisan depan mereka diserang juga, dan dengan itu jatuhlah tentara yang berjumlah dua puluh lima ribu orang.
- Kemarin, sebelum tengah malam, tentara kita telah menegaskan bahwa pasukan musuh secara langsung di depan kami. Dengan kata lain, Zhcted telah membagi menjadi dua tentara mereka. Sebuah serangan dua arah pada kedua barisan belakang dan barisan depan.
Tigre merasakan rasa menggigil ke bawah tulang punggungnya.
Rencananya sederhana. Bahkan seorang anak bisa melakukan itu.
- Apa yang menakutkan adalah, eksekusi tenang rencana mereka, melawan pasukan lima kali jumlah mereka.
Mereka memiliki sedikit tentara, dan di atas itu, membagi pasukan mereka. Sebuah kesalahan kecil, dan seluruh kekuatan mereka akan hancur.
- Namun, rencana itu sukses.
Tentara Brune telah dikalahkan.
Terhanyut dengan serbuan tentara sekutu yang melarikan diri, Tigre tidak mampu untuk mengambil alih komando tentara. Jatuh dari kudanya, ia kemudian pingsan.
"Namun demikian ....."
Tigre ingat. Orang yang berdiri di depan pasukan musuh, pedang panjangnya nya bersinar, gadis berambut perak yang menebas tentara Brune satu per satu tanpa jeda - ia hanya melihat sekilas gadis itu.
"Apakah itu Vanadis?"
The Princess of War, juga dikenal sebagai Vanadis, selalu di garis depan pertempuran - itulah yang Massas katakan.
Memori kecantikannya muncul dalam pikiran Tigre. Dia mengacak-acak rambut merah gelapnya,sambil merefleksikan dirinya.
Beruntungnya, busurnya telah jatuh dekatnya.
Mengambilnya, ia memetik tali busur sambil merasakan kegelisahan dan kecemasan.
".... masih bekerja dengan baik."
Dia merasa lega. Jika busur telah bengkok, tali busur akan mengendur,mejadi tidak berguna.
Masih ada beberapa anak panah yang tersisa di tabung-Nya.
Dia mengangkat kepala mengarah ke langit, dan menghitung arah berdasarkan posisi matahari.
"Di sana itu barat, eh."
Dari medan perang ini, pergi ke barat akan mengarah menuju Brune, dan timur, Zhcted.
Menahan rasa sakit yang mengalir ke seluruh tubuhnya, Tigre perlahan-lahan berjalan ke arah barat. Menyadari sesuatu yang bergerak dalam jarak pandangnya, ia berhenti.
Seorang kesatria menaiki kuda berlari ke arahnya, pedangnya di acungkan.
Tigre bersiap siap dengan busurnya, dan menarik anak panah.
Kuda ksatria itu menginjak injak atau melompati mayat tergeletak di sekitarnya, dan mendekat ke Tigre. Ketika jarak antara mereka semakin pendek menjadi tiga puluh alcin (sekitar tiga puluh meter), kesatria tiba-tiba berteriak.
"Tentara yang selamat dari Brune? Akan kuambil kepalamu!"
Tigre tetap diam, menarik panah di busurnya. Dengan santai, dia melepas panah itu.
tak terlihat.
Ketika itu terdengar bunyi gedebuk, panah itu terlihat menusuk tenggorokan ksatria.
Itu adalah kecepatan dan ketenangan yang luar biasa.
Benar-benar tidak dapat merespon, tubuh ksatria terdiam dan meluncur ke samping, jatuh ke tanah dengan bunyi gedebuk.
Setelah kehilangan penunggangnya, kuda mengembuskan suara bernada tinggi, dan sebelum Tigre bahkan bisa berjalan kesitu,kuda itu berlari  ke kejauhan.
"Aku menyerah ..... hal ini bukan caraku sama sekali."
Dia menghela napas. Jika dia punya kuda, ia bisa melarikan diri dari medan perang dengan mudah.
Berjalan dengan susah payah ke depan, Tigre melanjutkan perjalanannya dengan berjalan kaki. Tapi bahkan belum sepuluh langkah ia berhenti lagi.
"Apakah mereka musuh?"
Tiga ratus alcin (sekitar tiga ratus meter) kedepan, ia bisa melihat sekelompok ksatria. Jika mereka melihatnya,dia pasti akan segera dikejar.
"..... Ada tujuh dari mereka."
Tigre dilahirkan dengan sepasang mata yang bagus. Mata nya telah dilatih lebih lanjut dengan berburu, bahkan pada jauh tiga ratus alcin, ia bisa membedakan wajah seseorang.
Dia memastikan isi tabung-Nya. Hanya ada empat anak panah tersisa.
Meskipun ia memiliki keyakinan dalam keterampilan dengan busur, dia mungkin tidak bisa menjatuhkan dua orang sekaligus dengan sebuah anak panah. Jika mereka semua mengejarnya seperti yang prajurit tadi lakukan sebelumnya, tidak ada yang bisa ia lakukan.
- Semoga mereka adalah sekutuku.
Sementara berdoa , Tigre mengamati para tentara. Ketika ia melihat wajah pemimpin tentara tersebut , matanya melebar kaget.
"Vanadis ...."

Ketika pasukan Zhcted telah meluncurkan serangan mendadak, dialah yang memimpin serangan di depan.
Tigre begitu terpesona olehnya sampai lupa untuk menarik napas.
Seorang gadis muda dari usinya sama sepertinya. Rambut peraknya menjulur hingga ke pinggang,tidak di tutupi oleh baju besi dan berkilauan di sinar matahari. Dalam mata merahnya ada cahaya dan martabat. lengan miliknya yang ramping, pas dengan seorang gadis seusianya, namun entah kenapa tampak cocok dengan pedang panjang yang digenggam di tangannya.
- Tuan Massas pernah mengatakan bahwa ia memiliki kecantikkan tak tertandingi oleh semuanya.
Seperti yang di katakannya. Untuk menilai kecantikan berdasarkan normalitas, itu keluar dari pertanyaan. Semakin dia menatapnya, semakin dia harus setuju dengan pernyataan itu.
Akhirnya, Tigre tersentak kembali ke akal sehatnya. Dia menggelengkan kepalanya, mengibas pikiran, dan menenangkan fokus pandangannya pada kelompok Vanadis '.
Para ksatria lain menemaninya. Seolah-olah melindunginya, mereka menggerakkan kuda mereka maju ke depan.
- Jika aku membunuh Vanadis tersebut .....
Banyak kekalahan besar yang diderita timnya. Sekarang, mereka harus memburu tentara Brune yang melarikan diri dalam pertempuran, pengejaran skala besar.
"..... Tapi, aku harus menyerangnya, pengejaran ini harus dihentikan."
Jika Massas, Batran dan tentara lain yang berasal dari Alsace selamat, maka itu akan menjadi peningkatan besar untuk memungkinkan mereka berhasil keluar hidup-hidup.
Semangat juang masih tinggal di dalam dirinya. Tangan yang mencengkeram busurnya dipenuhi dengan kekuatan.
"Aku akan melakukannya."
Tigre menarik panah dan menahannya.
"O'Elis,dewi angin dan badai......"
Suara berderit terdengar.tali busur yang menegang terdengar di gendang telinganya.

Di benua ini, jangkauan maksimum untuk busur adalah dua ratus lima puluh alcin (sekitar dua ratus lima puluh meter).
Jumlah ini hanya mewakili seberapa jauh panah bisa terbang, jarak yang terhitung.
Jika seseorang ingin melukai tubuh target, jarak nya harus lebih sedikit dari itu.
saai itu jarak Vanadis masih sekitar tiga ratus alcin (sekitar tiga ratus meter) darinya.
Meski begitu, Tigre melepaskan panahnya.
Panah menembus angin, dan tertanam dalam kepala kuda yang ditunggangi oleh seorang ksatria yang berada disebelah Vanadis.
Kuda itu roboh ke tanah, membuat ksatria jatuh bersamanya, Tigre melepaskan panah kedua.
Panah menembus dibagian antara alis seorang ksatria.
"Baiklah."
Akhirnya, dua dari pengawalanya jatuh, jalan terbersihkan.
Sebuah jalan terlihat menuju gadis berambut perak, Vanadis bermata merah. Pembuka bagi panahnya untuk mencapainya telah dibuat.
"Hal yang sesungguhnya dimulai dari sini."
Tigre mengulurkan tangannya ke dalam tabungnya, dan napasnya menjadi berat, dan panas.
Bahkan ketika di kedalaman gunung dimana sinar matahari tidak mencapai, menghadapi dan melawan SlōEarth Dragons yang lebih dari empat puluh chet (sekitar empat meter)jauhnya, dia tidak mengalami kegelisahan seperti yang dia rasakan sekarang.
- Dengan asumsi ksatria lain ingin melindunginya, mereka terhalang oleh kuda dan kestria yang jatuh.Untuk mendapatkan mereka akan butuh beberapa waktu.
Meskipun waktu itu adalah waktu yang agak pendek, memang.
Tetapi untuk Tigre, itu sudah cukup.
- Dalam situasi ini, tindakan apa yang bisa Vanadis itu lakukan, adalah berbaring tertelungkup di atas kuda, atau turun dari kudanya,yang satu maupun dua.
Dikedua kiri dan kanannya adalah pengawal, maka dia tidak bisa bergerak dalam arah tersebut. Ada rute di belakangnya, tapi hanya untuk beberapa langkah, itu bukanlah rute yang layak. Dan di depannya ada bawahannya yang jatuh dan kuda. Akan sulit untuk menyeberang mereka tanpa berlari lompat jauh, dan kuda tidak menyukai itu.
Bahkan jika Vanadis ini berhasil mengatasinya,dari awal melompat hingga mendarat, pasti akan ada kesempatan  kecil.
Dan kemudian Tigre, yang sekali lagi memfokuskan pandangannya pada Vanadis, diserang oleh rasa dingin yang intens.
Vanadis itu tersenyum.
Dia jelas-jelas menatapnya. Dan terlihat kegembiraan.
"Kuh."
Tigre mengertakkan giginya. Terbukti, dia bahkan tidak serius pada Tigre.Dia menarik sisa dua panah dari tabung-Nya.Panah yang satunya dia gigit dengan giginya, yang lain ia tarik ke busurnya.
Tapi apa yang terjadi pada saat itu adalah pemandangan yang luar biasa.
Kuda yang di kendarai Vanadis, dengan lembut melambung ke udara.
Jauh di atas pengawalnya yang jatuh.
Ketinggian itu, mungkin dua puluh chet (sekitar dua meter).
Tampaknya untuk Tigre seperti kuda itu tumbuh sepasang sayap dan terbang. Itu bukan 'melompat', tetapi lebih mirip dengan 'terbang'.
"Apa itu, tadi ....?"
Ketakutan dan kengerian mendera tubuh Tigre. Dia hampir berpikir matanya menipu dirinya.
Seekor kuda yang membawa pengendara, tidak seharusnya mampu melompat ketinggian dua puluh chet tanpa mulai berjalan.
 Namun Vanadis ini, dengan ketenangan yang seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa, berlari ke arahnya.
- Jangan takut ... !
Ia mengingatkan dirinya.Aku hanya melihat hal aneh.
Tigre melepas panah ketiga.
Menunggangi angin, panah berjalan melalui udara. Hampir mengenai dahi kepalanya -panah itu terjatuh oleh kilatan perak.
"..... Tidak mungkin?"
mata Tigre melebar dengan rahangnya menganga.
Dia telah menjatuhkan anak panah yang datang terbang lebih dari seratus alcin dengan kecepatan tinggi hanya dengan pedangnya.
Prestasi gelar itu, datang hanya dari orang-orang seperti chanson de geste, legenda pemberani dan pahlawan. Itu bukanlah sesuatu manusia normal lakukan.
Tigre menarik panah terakhir.
Tigre memiliki keyakinan dalam busurnya. Untuk tidak mengatakan fakta bahwa lawan berlari lurus ke arahnya, dan jarak dalam tiga ratus alcin sudah hampir hilang.
- Tidak mungkin untuk gagal.
Ia mengarahkan panahnya lurus kedahi gadis itu,seperti sebelumnya -tapi dengan cara yang sama, panah itu dibelokkan.
Selama interval ini, kuda yang di bawa oleh Vanadis itu bahkan tidak melambat sedikitpun, dan semakin mendekatinya.sekitar sepuluh detik, dia akan mencapai Tigre.
"Apakah ini akhirnya?"
Tigre telah menggunakan semua anak panahnya, dan tidak punya senjata lain. Melarikan diri dari kuda dengan kaki juga tidak mungkin.
Menggenggam busurnya erat, Tigre berdiri, mengumpulkan kekuatan di kakinya. Dia tidak ingin terlihat memalukan.
Vanadis itu datang menghampiri Tigre, dan mengehentikan kudanya.
Rambut perak gadis itu tidak dikotori oleh darah ataupun pasir.
Dia memiliki kulit putih, yang membuat Tigre  mengingat salju abadi yang menumpuk di pegunungan kampung halamannya.
Penampilan yang halus, fitur hidung yang proposional, bibir yang menyihir memberi kesan sebuah patung kelas atas. Namun, mata merahnya dipenuhi dengan vitalitas mengingatkan bahwa dia salah satu manusia yang memiliki daging dan darah.
Dia mengarahkan ujung pedang panjangnya ke Tigre.
"Lempar busurmu."
Dia tidak punya pilihan kecuali melakukan seperti yang dikatakan. Mengangguk-angguk seakan puas,Vanadis itu berkata sambil tersenyum.
"Kau memiliki kemampuan yang hebat."
Tigre baru menyadari setelah beberapa saat bahwa yang dimaksud adalah dirinya.
- Aku dipuji .... ? Meskipun aku seseorang yang telah membidik panah ke arahnya?
Daripada senang, dia merasa bingung.
"Aku Eleonora Viltaria. Dan kau?"
"Tigrevrumud Vorn."
"Apakah kau seorang bangsawan? Dari peringkat apa?"
Dalam berbagai negara termasuk dalam Kerajaan Brune dan Zhcted, mereka yang memiliki nama keluarga adalah bangsawan.Juga beberapa pengecualian, mereka yang tidak bangsawan tidak memiliki nama keluarga.
Tigre menjawab bahwa ia adalah seorang Earl, dan senyuman Vanadis itu melebar.
"Sangat bagus, Earl Vorn."
Sementara memasukkan pedang panjangnya ke dalam sarung di pinggangnya, Eleonora dengan riang mengatakan.
"Mulai sekarang, kau milikku, sebagai tahanan perangku." 
Sementara ia tercengang oleh kata-kata yang tak terduga, pengawal gadis itu tiba di sampingnya.
Mereka mengelilingi Tigre sepenuhnya, menunjuk pedang dan tombak ke arahnya, tetapi ketika Eleonora melambaikan tangannya, mereka menarik kembali senjata mereka dengan tampak terkejut.
"Rim, biarkan dia naik di belakangmu. Dia tawananku.Aku tidak keberatan jika kau sedikit kasar padanya, tapi jangan melukainya hingga serius."  
Ksatria bernama Rim mengangguk diam. Karena seluruh kepala kesatria itu ditutupi oleh helm, Tigre tidak bisa melihat reaksi mereka. 
"Cepat naik."
Melihat ke arah Tigre, Rim berbicara dengan suara rendah dari dalam helm. Tigre dengan cepat menyadari mengapa dia merasa bahwa suara Rim terhadap dirinya mengandung kemarahan.
Rim adalah kesatria yang kudanya ia bunuh sebelumnya.
- Apakah kudanya dipinjam dari prajurit lain? Bahkan di antara pengawal lainnya,orang ini pasti berada di atas prajurit lain
"Apakah boleh jika aku mengambil busurku juga?"
Tigre bertanya, menunjuk busur ia lempar ke tanah sebelumnya.
"Busur ini sangat penting bagiku."
Dia menunjukkan tidak ada perlawanan dengan menunjuk tabungnya yang kosong. Rim mengulurkan tangan ke arahnya, dari atas kuda.
"Baik . Namun,aku akan memegang itu."
Tigre menyerahkan busurnya ke Rim, dan naik ke belakang kuda. Dia kemudian menaruh tangannya di pinggang Rim.
Tiba-tiba leher Rim mendongak ke belakang. Bagian belakang helm memukul keras wajah Tigre.
"Apa yang kau lakukan!"
Menekan hidungnya yang merah, Tigre protes. Eleonora tertawa, bahunya bergetar.
"Rim, untuk saat ini, dia tawananku. Jadilah sedikit lebih lembut kepadanya."
"..... Aku dengar dan menaatinya."
Meskipun begitu dari suara itu jelas mengalir ketidakpuasan, tapi Rim menaatinya.
"Jika kau berani melakukan sesuatu yang aneh, aku segera akan membuangmu dari kuda, dan menginjak-injakmu sampai mati."
Tigre mendesah. Sebagian karena kemarahan Rim luar biasa terhadapnya, dan juga karena ketidakpastian  tentang prospek masa depannya dirinya.
Berbalik ke arah para prajurit , Eleonora mengatakan.
"Meskipun pertempuran ini tumpul, tapi aku bisa menikmatinya di saat terakhir -. Kalau begitu, mari kita mundur."
Pertempuran di Plains of Dinant, telah berakhir dengan kemenangan satu sisi Kerajaan Zhcted.
Kurang dari seratus kematian dialami oleh Zhcted, sementara Brune memiliki angka kematian lebih dari lima ribu dalam perang, dengan luka-luka lebih dari dua kali kematian.
Tapi kerugian tidak terbatas hanya itu. Brune menyembunyikan sesuatu, sebuah fakta yang akan sulit untuk disembunyikan tidak peduli seberapa keras mereka mencoba.
Hal itu adalah kematian dalam pertempuran sang panglima tertinggi, garis selanjutnya untuk menjadi Raja, Pangeran Legunas.





note:
(1) Chanson de Geste :"Lagu dari perbuatan heroik" adalah puisi epik di perancis dulu,mengenai kekuatan militer atau pertempuran legendaris..



Begitulah chapter 1 selesai... yeaah.Tunggu chapter2 nya yaah
BTW prajurit,tentara,kesatria itu sama ajaa
selanjutnya Itsuka Tenma no Kuro Usagi :D
selamat membaca.
(sorry translatenya buruk)
by:jesakuratranslation.blogspot.com



Madan no Ou to Vanadis By:Tsukasa Kawaguchi


Madan no Ou  to Vanadis Karya Tsukasa Kawaguchi ,illusttrasi Yoshio ,Publish oleh MF Bunko J.
salah satu Light Novel yang terkenal di jepang dan akan muncul animenya nanti.
Saya ingin mentranslate novel ini,semoga lancar amiin...
Sebelumnya saya akan berikan synopsis ceritanya dulu:
Dalam masa perang ,terletak di Eropa Barat,Eleonora Viltaria,salah satu dari tujuh Vanadis dari Zhcted,memimpin perang menuju Briune.Sebenarnya terdapat tujuh Vanadis,di namai seperti itu karena mereka masing masing menerima senjata ampuh dari naga,juga memerintah tujuh wilayah,masing masing memiliki wilayah tersendiri.Kekuatan Vanadis menyebabkan kengerian dan ketakutan terhadap musuh-musuh mereka.
Seorang Earl yang melayani negara Briune,ia seorang pemanah muda bernama Tigre,ia merasakan kekalahan dalam medan perang oleh Ellen (Eleonora).Namun ,Ellen memutuskan untuk mengampuni nyawanya setelah melihat keahlian nya.Sebagai gantinya ia di minta untuk melayani Ellen.

Begitulah synopsis nya semoga tertarik untuk membaca




Double Blog Light Novel Bahasa Indonesia

Mina san sesuai dengan keiinginan jesakura,nanti saya atau Jesakura akan mengepos light novel Madan no Ou to Vanadis ke blog ini juga.Ada beberapa alasan tertentu untuk hal itu mina san.
tapi jangan lupa ke blog http://jesakuratranslation.blogspot.com yaaa karena sebentar lagi Itsuka Tenma no Kuro Usagi akan di translate juga... yeaah
kalo di blog ini cuma Madan no Ou to Vanadis doang yang di pos.
btw di jesakura blog kan Madan... di bagi jadi beberapa bagian,dan tadi chapter 1 nya baru selesai.
Tapi kalo saya nanti langsung kasih 1 chapter full,wkwkwk
moga-moga mina-san ga keder bacanya ke panjangan.wkwkwkwk
Look forward to the next post... XD

update Madan no Ou to Vanadis chapter 1 part 3 Bahasa Indonesia

http://jesakuratranslation.blogspot.com/
mina san kali ini Madan no Ou to Vanadis part 3 udah keluar,juga part 3 ini menandai selesainya chapter 1.
horeee tinggal tunggu chapter 2
ini link untuk melihat part 3 nya
http://jesakuratranslation.blogspot.com/2013/08/madan-no-ou-to-vanadis-vol-1-chapter-1_3.html
di baca yaah mina san

Jumat, 02 Agustus 2013

Update light novel dari jesakuratranslation

mina san mungkin saya memang berhenti mentranslate d blog ini,tapi saya akan selalu mempost update light novel di jesakuratranslation ,
berikut ini update nya:
http://jesakuratranslation.blogspot.com/2013/08/madan-no-ou-vanadis-vol-01-prolog.html
http://jesakuratranslation.blogspot.com/2013/08/madan-no-ou-to-vanadis-vol-1-chapter-1.html
http://jesakuratranslation.blogspot.com/2013/08/madan-no-ou-to-vanadis-vol-1-chap-1.html


tunggu update selanjutnya yaaa mina san ^-^



Pindah Blog Light Novel di jesakuratranslation.blogspot.com

Ne,mina san
udah setahun lebih ga nge blog,waduuh itu karena ada banyak alasan tertentu.
btw sebelumnya saya ga bakal nge blog lagi di sini.....
waiit
tapi saya bakal nge blog di tempat lain bersama teman saya
ini link nya jesakuratranslation.blogspot.com
temen saya baru memulai ngeblog translate light novel juga
project nya Madan no Ou to Vanadis,and Itsuka Tenma no Kuro Usagi.
Saya sendiri akan mulai mem pos kan mulai pertengahan agustus di blog tersebut,tentunya Densetsu no........ jugaaa
begitulah,jadi ayo mina san langsung menuju TKP di  jesakuratranslation.blogspot.com
(Btw nama temen saya sama kaya saya,wkwkwk)